Buku ini  hadir sebagai upaya menjawab tantangan kebangsaan di tengah kemunculan gejala intoleransi dan eksklusivisme yang kerap mengancam harmoni sosial. Masyarakat pedesaan dengan kekuatan tradisi, kearifan lokal, dan jaringan sosialnya memiliki potensi besar untuk menjadi basis penguatan nilai moderasi beragama. Buku ini menguraikan secara komprehensif teori dan praktik internalisasi nilai moderasi beragama melalui pendekatan multidisipliner, mencakup perspektif pendidikan, sosiologi, antropologi, dan teologi Islam.

Model internalisasi yang ditawarkan menekankan pada empat strategi utama: (1) Edukasi berbasis tokoh lokal, yang menjadikan tokoh masyarakat, ulama, guru, dan pemimpin adat sebagai agen utama penyebaran nilai-nilai moderasi; (2) Praktik sosial inklusif, melalui revitalisasi budaya gotong royong, musyawarah, kekeluargaan, dan ritual keagamaan yang merangkul perbedaan; serta (3) Penguatan kelembagaan pemerintah dengan mendorong regulasi, program keagamaan, dan kegiatan ekonomi produktif yang berorientasi pada keberlanjutan dan harmoni sosial (4) Sekolah dan orang tua yang menampilkan keteladana dan pembiasan dalam melaksanakan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.